Mengenal Pesawat Layang (Glider atau Sailplane)
Pesawat terbang dibuat untuk berbagai tujuan misalnya transportasi, militer, olahraga, dan hiburan. Pesawat transportasi dan militer sudah familiar di masyarakat. Namun masih banyak yang belum tahu bahwa ada pesawat yang dibuat untuk tujuan olahraga dan hiburan. Salah satu pesawat yang dibuat untuk tujuan ini adalah glider (pesawat layang).
Ciri khas dari glider adalah sebagai berikut :
- Memiliki bentang sayap (span) yang lebar
- Kapasitas kecil (hanya 1 atau 2 seat)
- Bentuk sangat aerodinamis, perbandingan gaya angkat/gaya hambat >20 (lama), >30 (baru)
- Tanpa mesin (take-off dengan cara ditarik atau towing)
- Ada yang bermesin namun hanya untuk take-off dan climb
Glider banyak digunakan dalam perlombaan dan memiliki kelas-kelas berdasarkan bentang sayap dan fiturnya. Kelas-kelas dalam lomba glider meliputi :
- Standard class (span 15 m, tanpa flaps)
- 15 meter class
- 18 meter class
- 20 meter class (two seater)
- Open class
- Club class
- Word class
- Ultralight class
Di Indonesia, glider juga dilombakan sebagai salah satu cabang dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Pada PON 2016 di Jawa Barat, cabang glider diselenggarakan di Lanud Suryadharma Kalijati, Subang.
Glider dirancang sedemikian rupe sehingga memiliki performa aerodinamika yang sangat efisien. Secara aerodinamika performa glider dinilai dari besarnya Glide Ratio. Glide ratio adalah perbandingan Lift/Drag (gaya angkat/gaya hambat). Pemilihan airfoil sayap (bentuk sayap), bentuk fuselage (badan), konfigurasi ekor, dan komponen lain dilakukan dengan pertimbangan yang ketat. Tujuannya adalah untuk mencapai glide ratio besar sehingga glider mampu terbang lama.
Misi dari glider adalah untuk memiliki endurance sebaik mungkin sehingga dapat terbang dalam durasi yang lama. Selain optimasi aerodinamika, glider juga memanfaatkan alam untuk meningkatkan performanya. Glider memanfaatkan aliran udara ke atas untuk menjaganya tetap terbang. Aliran udara ke atas ini dapat diperoleh dengan terbang di atas ground yang hangat, terbang di bawah awan, dan terbang di atas permukaan laut. Pilot glider harus mempunyai kemampuan melihat lingkungannya dan mencari upwash (aliran udara ke atas). Rekor nasional Indonesia untuk durasi terbang glider adalah 17 jam non-stop, tanpa mesin. Rekor ini dibuat di Pacitan, Jawa Timur.
Berikut beberapa glider yang ada di dunia :
Taurus Electro G2
Stemme S-10
Schweizer
Archaeopteryx
ETA-1
Retracted-jet glider
sumber gambar :
http://www.aircadetleaguemb.ca/pix/C-FJNM2.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiM-xqHfNFVGJaIZT0iWTEnytGdm9wnLDpsP7Q4VoXhbaLuOuotBEOGcj_cu_q_Oyrose1b1sjmxXBIq49UHnWVkiXGz8y30ZNrBZA8JWRHvmiNf5LFZBQcvxpfYdQv1JyYPg287pH-rw/s1600/500x_sailplane-retractable-jet.jpg
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5f/Eta_(glider).jpg
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/00/Archaeopteryx_being_footlaunched.jpg/300px-Archaeopteryx_being_footlaunched.jpg
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/de/Glider_on_aerotow.jpg
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/89/Glider_SZD-55-1.jpg
http://www.airteamimages.com/pics/125/125390_800.jpg
https://i.ytimg.com/vi/cY2f9yEisbk/maxresdefault.jpg
Comments
Post a Comment